Pembobol Brankas Dtangkap
Setelah melakukan perburuan selama satu bulan lebih, akhirnya anggota Ditreskrimum Polda Kalsel,reskrim polresta banjarmasin diback up Mabes Polri dan Polda Metro Jaya berhasil mengungkap sekaligus menangkap para pelaku atau jaringan sindikat perampokan dan pembobol brankas yang sering beraksi di Kalimantan Selatan.Empat dari lima pelaku yang berasal dari Ambon, Maluku, terpaksa ditembak kakinya karena berusaha menyerang petugas ketika diciduk. Keempat pelaku yang ditembak adalah Salim Lestaluhu alias Salim, Irfan alias Rano, M Soleh alias Nyoleh, dan Iskandar alias Acok. Sedangkan M Fauzi alias Awal, masih bisa bernapas lega, karena nasibnya tak sama dengan keempat rekannya yang harus berjalan pincang akibat luka tembak di kaki.
Selain melakukan perampokan dan pembobolan brankas, para pelaku inilah yang membunuh seorang wakar (penjaga malam) di Kantor Inhutani Banjarbaru ketika beraksi di kantor tersebut.Kelima pelaku ini berhasil diringkus setelah anggota Ditreskrimum Polda Kalsel menggunakan alat IT yang bisa melacak keberadaan pelaku melalui handphone yang digunakan pelaku. Yang pertama kali ditangkap adalah M Fauzi dan Salim ketika berada di Hotel Kharisma Jl KS Tubun, Banjarmasin, Senin (30/1).
Dari keterangan keduanya terungkap kalau mereka beraksi bersama dengan Irfan, M Soleh, dan Iskandar. Dengan menggunakan alat pelacak yang dipinjam dari Mabes Polri, polisi bisa menemukan keberadan ketiga pelaku yang lain.Setelah dibuntuti mulai dari Banjarmasin hingga ke Kalimantan Tengah, ketiga pelaku ini akhirnya ditangkap saat berada di Hotel Sahid Tamara di Palangka Raya, Selasa (31/1). Setelah berhasil meringkus ketiga pelaku, petugas kemudian kembali ke Mapolda Kalsel untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari keterangan para pelaku, semua mengakui telah melakukan lima kali aksi pembobolan brankas di beberapa tempat di kawasan Kalsel. Diantaranya, Kantor Inhutani Banjarbaru pada 27 Desember 2011, Kantor Dinas Sosial (Panti Asuhan Budi Luhur) Banjarbaru pada 26 Desember 2011, Kantor perusahaan tambang batubara di Batulicin pada 28 Januari 2012, dan terakhir Kantor Kopertis XI Banjarmasin pada 29 Januari 2012.
Dari pengakuan Rano, usai beraksi ia dan rekan-rekannya langsung meninggalkan daerah yang menjadi sasarannya. “Pembobolan brankas ini tidak direncanakan. Setiap kami mampir di suatu daerah kami melakukan pengintaian terhadap tempat atau lokasi yang menjadi sasaran pembobolan brankas,” ujarnya sambil memegang kakinya yang terluka.Dibeberkannya, selama beraksi di lima tempat ia dan temannya tak pernah mendapatkan uang di dalam brankas. “Pembobolan brankas yang terakhir kami lakukan di Kantor Kopertis,” katanya yang mengaku usai beraksi ia berencana ke Kalteng dan setelah itu kembali ke kampung halaman di Ambon.Rano menuturkan, ia bertugas mengawasi situasi di sekitar lokasi di mana teman-temannya beraksi.
Dari keterangan para pelaku yang tertangkap, sindikat mereka berjumlah tujuh orang. Sedangkan dua orang pelaku yang belum tertangkap masih di kejarsetiap kali beraksi para sindikat pembobol brankas ini bekerja sama dengan warga lokal sebelum melakukan aksinya. “Daerah Kalsel ini sering dijadikan sasaran para sindikat pembobol brankas karena memang daerah ini kaya dengan sumber daya alamnya, sehingga mereka mengira korbannya banyak menyimpan uang di brankas,” terangnya yang mengatakan faktor ekonomi menjadi alasan utama para pelaku melakukan aksi pembobolan brankas.
Tidak ada komentar